Biduk Lalu Kiambang Bertaut



He may be an intelligent man but he is not necessarily wise
Ramadan dan Syawal 1431H ini,umat diasak pelbagai isu yang menuntut kreativiti dalam memberi penyelesaian selain hanya lontaran kecaman sebagai tanda protes.Di saat negara dilecehkan segelintir  saudara sebangsa(barangkali seaqidah jua) dan Islam 'diganyang' ke tahap promosi melukis gambar Nabi S.A.W yang mulia dan keinginan untuk berjemaah membakar Al-Quran!

Ragam 1Rantau,1Dunia
Kita banyak berkongsi dengan Indonesia,dari sejarah hingga budaya,dari bahasa sampai agama.Resam adik-beradik sesekali bertegang urat berkelahi.Kita yakin kewibawaan dua kerajaan berbekal kecekapan saluran diplomatik mampu menguruskan hal ini dengan bijaksana.

Pengalaman ngobrol bersama bapak Nana Banna sedikit sebanyak membuka pemahaman saya mengenai apa yang berlaku di tanah seberang.Antaranya...

  1. Demonstrasi bisa tercetus di mana-mana dan pada bila-bila masa,asalkan punyai upah.
  2. Walaupun demonstrasi mengecam negara lain dan mampu menggugat hubungan diplomatik,ianya untuk kepentingan politik tempatan justeru menekan parti pemerintah sedia ada.
Walaupun hati kami panas dengan aksi minoriti penduduk Indonesia ini,apa gunanya kita bersengketa sesama saudara di bulan mulia?Ayuh sama-sama kita bermuhasabah.




Dalam kehangatan protes ke atas projek Masjid di Ground Zero,usah kita melayan kerenah 1-2 paderi yang beria-ia untuk membakar Al-Quran.Ya,kita perlu marah tika agama kita dihina sebegitu rupa, cuma kita tidak perlu bantuan ekstremis untuk mengulang semula skrip 9/11 yang 'berjasa' menyebarkan Islamophobia di dunia Barat.  

Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan[Al-An'am:108].
Iklan Aidilfitri Menyeru Para Daie
Baru-baru ini kita juga dikejutkan dengan iklan Aidilfitri versi Santa Claus.Jika rancangan TV Aidilfitri dipenuhi filem komedi slapstik dan seram satu fenomena yang tidak menghairankan,iklan kontroversi ini secara halus(namun gagal) menerapkan unsur kongsi raya yang jelas bertentangan dengan kemurnian aqidah,pernah disuarakan oleh Mufti Perak Tan Sri Harussani Zakaria.

Namun,di balik kejayaan suara-suara bantahan yang menyebabkan iklan tersebut ditarik balik , apakah peranan pendakwah yang kini melata dan tak kurang popular di kaca TV?Di sini pada hemat saya perlunya orang dakwah terjun dalam bidang seni dan penyiaran secara aktif,di samping penglibatan giat dalam bidang nasyid.Mungkin langkah-langkah awal ada sumbangnya,namun perlu dihargai seperti penghasilan filem Ayat-Ayat Cinta,Ketika Cinta Bertasbih,dan karya tempatan Cinta Sempurna.Memetik kata-kata Allahyarham Ustaz Rahmat Abdullah,antara pengasas PKS Indonesia


Kita perlukan sekian banyak jurnalis,sekian editor,sekian penyiar radio,penyiar televisyen,sekian banyak tenaga ahli...
Dalam kemeriahan budaya balik kampung dan bermaaf-maafan sempena Syawal ini,marilah kita menjadi kiambang yang bertaut kembali,hatta biduk mahupun tsunami yang membadai agar ummah ini kembali mempunyai izzah,dihormati tidak lagi dihina keji.

Syawal Bonus:Fasting 6 Days!



Abu Ayyub al-Ansari narrated that Allah’s Messenger (salAllahu alayhi wasalam) said:
He who fasts Ramadan, and six of Shawwal, it will be (in terms of rewards) as if the fasted a whole year. [Muslim, at-Tirmidhi, Abu Dawud, Ahmad, Ibn Majah]
So this is an established sunnah, which carries a great reward.The meaning is that the reward is like the reward of a person who is always in fast every day of his/her life.

It is highly recommended to fast six days of the month of Shawwal, but it is not obligatory. Those who want to fast can fast after `Eid Al-Fitr any six days during Shawwal.

It is not required to fast six days continuously without any interruption. One can fast according to convenience any time during the month.

Pakej Ramadan 1431H Hingga Syawal 1432H








Hanya semalam,mengapa perlu disusahkan kita berpuasa hingga sebulan?Begitulah Ramadan mendapat gelaran MADRASAH,kerana ia bukan rutinisasi puasa dan solat terawih hingga kita tidak kenal makna dan hikmah dari ibadah-ibadah ini.Ianya PENDIDIKAN!

1.Puasa
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa[Al-Baqarah:183]

Taqwa disebut sebagai tujuan kewajipan puasa,taqwa yang bagaimana?Puasa bukan sekadar menahan lapar,dahaga dan syahwat,bahkan ia mengajarkan kita beriman dengan Allah yang bersifat Ar-Raqib [Maha Memerhati].Walaupun kita punya 1001 kesempatan untuk berbuka puasa tanpa dilihat orang lain,namun apakah yang menghalang kita daripada melakukannya?

Puasa itu mendidik jiwa agar sabar dan syukur.Tidak terhad kepada sabar menanti waktu iftar dan syukur dengan deretan juadah yang terhidang,ia mendidik kita agar sabar menunduk nafsu perut dan syahwat dari berbuat maksiat. Syukur dengan nikmat hidup yang masih boleh kita nikmati dengan makanan dan kesihatan, sedangkan ada saudara kita yang masih kebuluran ataupun terhalang dari menikmati makanan lazat dek sebab kesihatan yang tidak mengizinkan.

2.Solat Terawih
8 atau 20 tidak perlu dibalahkan,pilihlah yang sesuai dengan kudrat dan khusyuk masing-masing.Setelah mengisi 30/29 malam Ramadan dengan Terawih yang mencecah ratusan rakaat,tanya pada diri untuk apa semua ini?

In The Spirit of Laylatul Qadr




Verily! We have sent it (this Qur'an) down in the night of Al-Qadr (Decree)[1]And what will make you know what the night of Al-Qadr (Decree) is?[2]The night of Al-Qadr (Decree) is better than a thousand months[3]Therein descend the angels and the Ruh [Jibrael (Gabriel)] by Allah's Permission with all Decrees[4]Peace! (All that night, there is Peace and Goodness from Allah to His believing slaves) until the appearance of dawn[5].
Any action done on Laylatul Qadr such as reciting the Quran, remembering Allah(zikrullah), etc. is better than acting for one thousand months which do not contain the night of Qadr.Allah’s Messenger used to exert himself in devotion during the last ten nights to a greater extent than at any other time. Allah’s peace and blessings be upon our beloved Prophet.
 Aisha, may Allah be pleased with her, related that the Prophet said: Look for Laylatul Qadr on an odd-numbered night during the last ten nights of Ramadan (Bukhari).
The Prophet said: “Whoever prays during the night of Qadr with faith and hoping for its reward will have all of his previous sins forgiven.” (Bukhari and Muslim recorded from Abu Huraira).
Here are some tips of things we can do on the Night of Al-Qadr and the time before and after it.
1. Take a vacation for Allah
We take a break from our jobs for almost everything in life. Why not this time to focus on worshiping and thanking our Creator.

If this is not possible at least take a few days off if you can. This can make it easier to stay awake at night to do extra Ibadah, not having to worry about getting to work the next day.
It will also facilitate doing Itikaf.

2. Do Itikaf
It was a practice of the Prophet to spend the last ten days and nights of Ramadan in the masjid for Itikaf.
Those in Itikaf stay in the masjid all this time, performing various forms of zikr (the remembrance of Allah), like doing extra Salat, recitation and study of the Quran. They do not go outside the masjid except in case of emergencies, therefore, they sleep in the masjid. Their families or the masjid administration takes care of their food needs.
Itikaf of a shorter period of time, like one night, a day or a couple of days is encouraged as well.

Tsa'labah:Remaja Merdeka



"Merdeka Itu Apa?"luah seorang ukhti si perantau ilmu di bumi penjajah.
Merdeka bukan sahaja ditandai dengan cuti peristiwa,beriring sambutan bombastik saban tahun tajaan jutaan wang rakyat.Semangat patriotik yang kita raikan selama ini hanyalah kosmetik pada slogan dan plastik penuh hiburan yang tidak sedikitpun mencerminkan 1Malaysia Menjana Transformasi.

Apakah setelah 53 tahun merdeka dengan status negara Islam,dapat kita berbangga dengan statistik 17303 anak luar nikah pada tahun 2009 dan ianya akan terus meningkat pada masa depan?

Tsa'labah & Kita
Jarang sekali kita mendengar nama sahabat Nabi S.A.W seorang ini,Tsa'labah ibn Abdurrahman. Kisahnya bukan bertujuan untuk mengidolakan dirinya, cukuplah untuk kita mengambil iktibar mengukur KPI agar kita berupaya menjana tranformasi hasanah untuk agama,keluarga,bangsa dan pertiwi.
Pada suatu hari seperti biasa Rasulullah memintanya untuk mendapatkan sesuatu. Lalu pergilah Tsa'labah untuk mendapatkan permintaan Rasulullah tersebut. Dalam perjalanannya Tsa'labah melintasi sebuah rumah. Pintu serta tingkap rumah tersebut hanya ditutupi oleh tirai yang diperbuat daripada guni. Tiba-tiba angin bertiup kencang dan tirai yang menutupi jendela rumah itupun tersingkap.

Saat itu pandangan Tsa'labah sedang dihalakan ke arah rumah tersebut. Lalu dengan tidak sengaja terlihatlah Tsa'labah akan wanita yang sedang mandi...
Pantaskah Tsa'labah mengucapkan Alhamdulillah atas nikmat tak sengaja ini?